Rabu, 22 Mei 2024

SOSIALISASI RENCANA KEBUTUHAN BARANG MILIK DAERAH PENGADAAN DAN PEMELIHARAAN TAHUN 2025

 


Pada Rabu, 22 Mei 2024 Pertemuan Kegiatan Penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara (RKBMN) Tahun 2025 Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes dibuka oleh Kasubag Umum dan Kepegawaian, Tri Kurniati, SKM. Pembukaan tersebut juga didampingi dan dihadiri oleh Dani Nur Setiyawan, SE, M.Akun selaku Kabid Aset BPKAD Kab. Brebes serta Wiryo, SE, M.Si selaku AKPD Muda Bidang Aset BPKAD Kab. Brebes.

Pertemuan ini diiukti oleh peserta dari UPTD KP2K, UPTD Labkes dan UOBF Puskesmas Se-Kabupaten Brebes. Dalam pertemuan ini membahas Siklus pengelolaan BMD yang dimulai dari perencanaan kebutuhan sampai dengan penghapusan perlu dilaksanakan secara tertib, optimal, efisien, efektif dan akuntabel. Salah satu upaya konkritnya adalah melalui penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD) meliputi perencanaan kebutuhan pengadaan BMD, pemeliharaan BMD, pemanfaatan BMD, pemindahtanganan BMD, dan penghapusan BMD.

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020, bahwa perencanaan kebutuhan merupakan salah satu dasar dalam pengusulan penyediaan anggaran untuk kebutuhan baru (new initiative) dan angka dasar (baseline)  serta penyusunan rencana kerja dan anggaran.



Penyusunan Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah adalah komponen penting dalam pengelolaan aset publik yang baik dan tata kelola pemerintahan yang efektif. Dengan tujuan-tujuan ini, pemerintah dapat mencapai efisiensi, transparansi, dan keadilan dalam pengelolaan barang milik negara/daerah.

Selasa, 21 Mei 2024

Launching Pengukuran Lingkar Lengan Atas, Upaya Turunkan Angka Stunting Di Brebes

 


Stunting menjadi kendala dan ancaman serius dalam mewujudkan sumber daya manusia berkualitas yang unggul dan tangguh baik secara fisik dan mental. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Brebes menjadikan penanganan stunting sebagai prioritas utama, agar sumber daya manusia berkualitas sebagai objek dan subjek pembangunan dapat terwujud, sebagai modal esensial bagi kemajuan bangsa.

Sebagaimana disampaikan PJ Bupati Brebes, Iwanuddin Iskandar, SH, M.Hum saat Launching Pencanangan Gerakan Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Minum Tablet Tambah Darah Bagi Remaja Putri, di SMP Negeri 2 Brebes, Selasa (21/5/2024). Bahwa, gerakan ini merupakan gebrakan baru pemerintah dalam upaya mendukung penurunan angka stunting, yang dilakukan secara serentak, khususnya bagi anak-anak siswa atau pelajar Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP).

“Saya minta kepada segenap jajaran SMP Negeri 2 Brebesdan juga sekolah lain yang ada di Kabupaten Brebes untuk dapat melaksanakan Gerakan Serentak Pengukuran LILA dan Minum Tablet Tambah Darah Bagi Remaja Putri ini dengan baik. Kolaborasikan program ini dengan program lain seperti Jumat Ceria atau Minum Tablet Tambah Darah Bagi Remaja Putri. Kampanye Aksi Bergizi dan sejenisnya, guna mengoptimalkan edukasi dan advokasi kepada masyarakat terkait pencegahan dan penanganan stunting. Selain itu, saya minta sekolah terus berkoordinasi dengan puskesmas, dalam mengimplementasikan program-program Kesehatan remaja guna mewujudkan sekolah dan generasi sehat,” ungkapnya.

Lebih lanjut, PJ Bupati menyampaikan keinginannya membangun sejak awal bagaimana para remaja-remaja putri sehat sejak dini, sehingga ketika sudah mulai menapaki langkah dewasa dan menikah akan memiliki keturunan yang sehat, punya gizi yang cukup dan kesehatan yang bagus dalam menunjang kehidupan anak-anak untuk pencegahan stunting.

"Saya kira akan menjadi gerakan serta motivasi kita bersama, saling bersinergi dan berkolaborasi dari berbagai pihak terkait, untuk kesehatan anak-anak remaja di Brebes khususnya pada tingkat pelajar SLTP,” Terangnya.



Lebih lanjut, pengukuran LILA serentak akan menjadi basis data Wanita Usia Subur (WUS), termasuk remaja putri, yang mengalami Kekurangan Energi Kronik (KEK), dimana data ini akan menjadi dasar penyusunan intervensi penanggulangan dan pencegahan stunting di Jawa Tengah khususnya Kabupaten Brebes. Selain Pencanangan LILA, kegiatan ini juga dikemas dengan Gerakan Minum Tablet Tambah Darah, yang melibatkan remaja putri sebagai penerima manfaat.

Pemerintah berharap, kegiatan ini memotivasi sekolah-sekolah lain untuk ikut melaksanakan kegiatan ini secara rutin, sebagai bentuk upaya peningkatan gizi remaja serta mencegah anemia pada remaja putri, yang muaranya mendukung pencegahan stunting secara nasional.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan, Ineke Tri Sulistyowaty, SKM, M.Kes menjelaskan, kegiatan ini merupakan inovasi baru dari Pemerintah Kabupaten Brebes untuk penanganan stunting melalui deteksi dini Lingkar Lengan Atas pada 5 sasaran, yaitu anak-anak remaja putri, calon pengantin kemudian Ibu hamil, Ibu menyusui dan Wanita Usia Subur (WUS)

"Dengan inovasi baru ini sinergi antara TP PKK Kabupaten, Dinas PPKBPPPA, Dinkes, Diskominfo, Disdikpora, Baperlitbangda dan Bappeda secara bersama-sama, kita yakin bahwa angka stunting bisa terus kita turunkan dan cegah,” ungkapnya.

Bersamaan dengan launching Pengukuran LILA, ada pemberian minum tablet tambah darah yang akan di konsumsi rutin setiap minggu bagi para remaja putri.

Ineke berharap, melalui program ini dapat melihat kekurangan energi kronis (KEK) yang berlangsung menahun, karena dalam pencegahan stunting ukuran lingkar lengan dapat menentukan dampak kesehatan kedepan. Dimana, untuk ukuran lingkar lengan pada anak usia 10-14 tahun tidak boleh kurang dari 16 cm, sedangkan usia 15-17 tahun, 18,5 cm dan usia 18 tahun ke atas 23,5 cm.

"Dengan pengukuran LILA (Lingkar Lengan Atas) serentak ini kita sudah dapat memetakan remaja putri mana yang kira-kira memiliki resiko kekurangan energi kronis, sehingga dapat menjadi basis kita dalam mengintervensi dengan pemberian tablet tambah darah dan pemberian makanan tambahan yang memiliki protein hewani,” pungkas Ineke.

Sementara itu, ketua TP PKK Kabupaten Brebes, Dewi Iwanuddin Iskandar juga memberikan sosialisasi mengenai berbagai upaya pencegahan stunting, diataranya mengenai Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada remaja putri atau wanita, akibat mengalami kekurangan gizi berupa energi dan protein dalam jangka waktu lama/kronik.

“KEK dapat dicegah dengan berbagai cara, diantaranya melaksanakan deteksi risiko KEK dengan mengukur LiLA, memantau berat badan secara teratur, makan beragam dengan prinsip gizi seimbang, perbanyak konsumsi protein hewani untuk menunjang pertumbuhan remaja seperti ayam, ikan, daging, telur, dan susu, serta menerapkan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” paparnya.

Tambah Dewi, salah satu Upaya lain yang dilakukan untuk menekan angka stunting yaitu dengan Gerakan Serentak Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Dimana, sekolah menjadi salah satu tempat pelaksanaan pengukuran LILA serentak yang dilakukan oleh guru kepada siswi putri yang berusia 10 – 19 tahun.

 

Selasa, 07 Mei 2024

WORKSHOP PENINGKATAN KAPASITAS PENGELOLAAN INFORMASI SURVEILANS MALARIA DAN ARBOVIROSIS

 


Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes dan Dinas Kesehatan Kabupaten Provinsi Jawa Tengah mengadakan kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Informasi Surveilans Malaria dan Arbovirosis, kegiatan dilaksanakan di Gedung Aula Dinarpus Brebes. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 7 Mei 2024, dengan peserta dari 38 Puskesmas Se-Kabupaten Brebes. Kegiatan di buka oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Ign. Adhi Pujo Astowo. Malaria merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia pada umumnya dan Brebes pada khususnya, karena dapat menyebabkan tingginya angka kesakitan dan kematian serta sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Keberhasilan Pembangunan Nasional sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang berkualitas, dimana pembangunan sektor kesehatan merupakan salah satu unsur penentu. Untuk mendapatkan sumber daya yang berkualitas, masyarakat harus bebas dari berbagai penyakit termasuk penyakit Malaria. Hal tersebut disampaikan oleh Kabid P2, saat membuka acara tersebut.

Adapun tujuan dari workshop ini adalah agar pengelola program malaria Puskesmas mampu berperan sebagai petugas entomologi malaria di Puskesmas yang nantinya memiliki kemampuan sebagai berikut :

  1. Menjelaskan dan mengidentifikasi  nyamuk Anopheles sp.
  2. Melakukan dan Menjelaskan survei vektor malaria
  3. Melakukan pemetaan vektor malaria
  4. Melakukan pengendalian vektor malaria
  5. Menjelaskan dan melakukan pencatatan dan pelaporan menggunakan aplikasi terkait malaria dan pengendalian vector



Dalam Sambutannya juga Kabid P2P menyatakan agar seluruh peserta dapat mengikuti workshop ini dengan baik sehingga kompetensi yang diharapkan benar-benar dapat di kuasai oleh seluruh peserta dan mampu menerapkan di Puskesmas masing-masing nantinya.

Tentunya kegiatan ini juga bertujuan agar Kabupaten Brebes bisa melakukan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Malaria dengan baik agar segera bisa memperoleh sertifikat Eliminasi Malaria dari Kementrian Kesehatan RI.

Narasumber kegiatan Workshop Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Informasi Surveilans Malaria dan Arbovirosis diisi langsung dari Dinkes Prov Jateng, ada 2 narasumber dalam kegiatan ini yakni Heri Purnomo, SKM, M.Kes dan Rifka Purnamawati, SKM, M.Kes.

Senin, 06 Mei 2024

ORIENTASI INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER DI KABUPATEN BREBES

 


Belum tercapainya target Standar Pelayaan Minimal (SPM) dan masih tingginya penyakit yang dapat dilakukan upaya pencegahan namun ditemukan sudah dalam stadium lanjut masih menjadi tantangan kesehatan saat ini. Oleh karena itu  Pemerintah bertekad untuk menjalankan transformasi sistem kesehatan melalui enam pilar dengan salah satu pilar utama yaitu transformasi layanan primer.

Transformasi layanan primer diselenggarakan melalui penguatan pelayanan kesehatan dasar dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi antara lain penguatan upaya pencegahan, deteksi dini, promosi kesehatan, dan penguatan manajemen di seluruh layanan primer. Perubahan mendasar pada transformasi layanan kesehatan ini terletak pada desain layanan yang difokuskan pada kelompok sasaran yang diberikan sampai ke tingkat dusun dan keluarga. Pada level kecamatan, desain ini memberikan paket layanan untuk masing-masing siklus hidup, baik pelayanan di dalam gedung maupun luar gedung.

Pelayanan dalam gedung akan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan sasaran berdasarkan kelompok umur, yaitu klaster 1 : manajemen, klaster 2 : ibu, anak dan remaja, klaster 3 : usia dewasa dan lansia, dan klaster 4 : penanggulangan penyakit menular, serta lintas klaster. Pelayanan yang semula berbasis program akan berubah menjadi berbasis siklus kehidupan sebagai platform integrasi layanan Kesehatan.

Kementerian Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : HK.01.07/MENKES/2015/2023 tentang Petunjuk Teknis Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer (ILP) mengamanahkan penyelenggaraan ILP di seluruh wilayah tanah air. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes melaksanakan pembinaan dan pendampingan ILP dengan menyelenggarakan Orientasi bagi petugas kesehatan

DINKES BREBES LAUNCHING INTEGRASI LAYANAN PRIMER

 


Brebes-Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Brebes melakukan transformasi sistem pelayanan kesehatan primer yang bertujuan untuk mendekatkan layanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat melalui integrasi pelayanan kesehatan primer. Dengan mengintegrasikan semua program yang ada. Layanan primer adalah layanan dasar yang dilakukan oleh puskesmas. Integrasi dilakukan ke semua program termasuk FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) lainnya. 

“Launching ILP hari ini adalah bagian dari transformasi pelayanan kesehatan primer yang sedang dilaksanakan oleh Dinkes Brebes, melalui integrasi layanan primer berfokus pada tiga hal yang pertama adalah penerapan siklus hidup, yang kedua Fokus dari integrasi layanan, dan yang ketiga memperkuat pemantauan wilayah melalui digitalisasi dan pemantauan melalui dashboard situasi kesehatan perdesa,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Ineke Tri Sulistyowaty, SKM, M.Kes.

Kegiatan yang diadakan di Pendopo Kabupaten Brebes, senin 6 Mei 2024 dihadiri oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Brebes, Ir. Djoko Gunawan, M.T dan Asisten I Sekda Brebes, Drs. Khaerul Abidin, M.Si. Selain itu, hadir juga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Brebes. Camat, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Brebes, Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan Dinkes Brebes, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Brebes, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Brebes, Kepala Puskesmas, Kepala Desa dan Kader Posyandu

Dalam acara ini terdapat penandatanganan KOMITMEN sebagai wujud komitmen Pemkab, Dinkes, Dipermades, Puskesmas dan Desa membangun sinergissitas serta mendukung integrasi pelayanan kesehatan primer. Langkah-langkah strategis termasuk penyusunan norma standar prosedur, asistensi kepada pemerintah kabupaten, peningkatan kapasitas kader Posyandu, pengalokasian anggaran, dan pembinaan dan pengawasan Posyandu secara berjenjang.

Integrasi pelayanan kesehatan primer merupakan lompatan besar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, dari tingkat desa hingga kelurahan. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat diarahkan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan menyeluruh, dengan fokus pada keluarga sebagai unit terkecil masyarakat. 



“Dalam upaya memastikan keberhasilan integrasi pelayanan kesehatan primer, koordinasi antara pemerintah kabupaten, pemerintah desa, lembaga kemasyarakatan desa (LKD), dan partisipasi aktif masyarakat seperti PKK sangat diperlukan. Penguatan Posyandu, baik dalam hal kelembagaan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, perencanaan program, dan alokasi anggaran, menjadi bagian penting dari pelayanan publik. Posyandu dianggap sebagai garda terdepan dalam layanan kesehatan dasar dan memiliki kedekatan dengan masyarakat. Ini penting dalam konteks peningkatan kualitas pelayanan kesehatan primer.” Ujar Sekda Brebes

Penguatan Posyandu dan integrasi pelayanan kesehatan primer diharapkan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mendukung pembangunan, dan menciptakan masyarakat yang lebih sehat. Hal ini merupakan investasi dalam sumber daya manusia untuk mencapai kesejahteraan masyarakat. Melalui transformasi ini, diharapkan Brebes dapat menjadi lebih sehat, dengan pelayanan kesehatan primer yang kuat, tambahnya dalam sambutan pembukaan ILP.